Halaman

    Social Items

๐Ÿ’ฆIKHLAS ,
..Amatlah kita perlukan.
... Karena inilah landasan setiap amalan itu diterima. Berikut beberapa nukilan dari ulama tentang pentingnya ikhlas dalam beramal.



๐Ÿ’ฆIttiba adalah mengikuti semua yang diperintahkan atau yang dilarang dan yang dibenarkan oleh Rasulullah SAW

๐Ÿ’ฆIbnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma berkata,
“Sesungguhnya seseorang akan mendapatkan anugerah -balasan dari Allah- sebatas apa yang dia niatkan.” (lihatAdab al-’Alim wa al-Muta’allim, hal. 7 oleh Imam an-Nawawi)

๐Ÿ’ฆSahl bin Abdullah at-Tasturi rahimahullah mengatakan, “
.Orang-orang yang cerdas memandang tentang hakikat ikhlas ternyata mereka tidak menemukan kesimpulan kecuali hal ini;

yaitu hendaklah gerakan dan diam yang dilakukan, yang tersembunyi maupun yang tampak, semuanya dipersembahkan untuk Allah ta’ala semata.
..Tidak dicampuri apa pun; apakah itu kepentingan pribadi, hawa nafsu, maupun perkara dunia.” (lihat Adab al-’Alim wa al-Muta’allim, hal. 7-8)

๐Ÿ’ฆSufyan ats-Tsauri rahimahullah mengatakan,
“Tidaklah aku mengobati suatu penyakit yang lebih sulit daripada masalah niatku. Karena ia sering berbolak-balik.” (lihat Adab al-’Alim wa al-Muta’allim, hal. 8)

๐Ÿ’ฆAbul Qasim al-Qusyairi rahimahullah menjelaskan,
“Ikhlas adalah menunggalkan al-Haq (Allah) dalam hal niat melakukan ketaatan, yaitu dia berniat dengan ketaatannya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.

. Bukan karena ambisi-ambisi lain, semisal mencari kedudukan di hadapan manusia, mengejar pujian orang-orang, gandrung terhadap sanjungan, atau tujuan apapun selain mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.” (lihat Adab al-’Alim wa al-Muta’allim, hal. 8)

๐Ÿ’ฆRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ุฅِู†َّู…َุง ุงู„ุฃَุนْู…َุงู„ُ ุจِุงู„ู†ِّูŠَّุฉِ ، ูˆَุฅِู†َّู…َุง ู„ุงِู…ْุฑِุฆٍ ู…َุง ู†َูˆَู‰ ، ูَู…َู†ْ ูƒَุงู†َุชْ ู‡ِุฌْุฑَุชُู‡ُ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุฑَุณُูˆู„ِู‡ِ ูَู‡ِุฌْุฑَุชُู‡ُ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุฑَุณُูˆู„ِู‡ِ ، ูˆَู…َู†ْ ูƒَุงู†َุชْ ู‡ِุฌْุฑَุชُู‡ُ ุฅِู„َู‰ ุฏُู†ْูŠَุง ูŠُุตِูŠุจُู‡َุง ุฃَูˆِ ุงู…ْุฑَุฃَุฉٍ ูŠَุชَุฒَูˆَّุฌُู‡َุง ، ูَู‡ِุฌْุฑَุชُู‡ُ ุฅِู„َู‰ ู…َุง ู‡َุงุฌَุฑَ ุฅِู„َูŠْู‡ِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah pada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrah karena dunia yang ia cari-cari atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya berarti pada apa yang ia tuju (yaitu dunia dan wanita, pen)”.[3]

๐Ÿ’ฆDalam firman Allah Ta’ala,

ูƒَุงู†َ ูŠَุฑْุฌُูˆ ู„ِู‚َุงุกَ ุฑَุจِّู‡ِ ูَู„ْูŠَุนْู…َู„ْ ุนَู…َู„ًุง ุตَุงู„ِุญًุง ูˆَู„َุง ูŠُุดْุฑِูƒْ ุจِุนِุจَุงุฏَุฉِ ุฑَุจِّู‡ِ ุฃَุญَุฏًุง

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya“ ( QS. Al Kahfi:110)

๐Ÿ’ฆshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ุฅู†َّู…َุง ุงู„ุฃَุนْู…َุงู„ُ ุจِุงู„ู†ِّูŠَّุงุชِ، ูˆَุฅِู†َّู…َุง ู„ِูƒُู„ِّ ุงู…ْุฑِุฆٍ ู…َุง ู†َูˆَู‰

“Sesungguhnya amal itu tergantung dari niatnya. Dan setiap orang akan memperoleh apa yang dia niatkan.”[2]
.
.Semoga Bermanfaat Buat kita semua Sahabat..
Barakallah Fikk.

Syarat Diterimanya Ibadah

Let's Hijrah ~
๐Ÿ’ฆIKHLAS ,
..Amatlah kita perlukan.
... Karena inilah landasan setiap amalan itu diterima. Berikut beberapa nukilan dari ulama tentang pentingnya ikhlas dalam beramal.



๐Ÿ’ฆIttiba adalah mengikuti semua yang diperintahkan atau yang dilarang dan yang dibenarkan oleh Rasulullah SAW

๐Ÿ’ฆIbnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma berkata,
“Sesungguhnya seseorang akan mendapatkan anugerah -balasan dari Allah- sebatas apa yang dia niatkan.” (lihatAdab al-’Alim wa al-Muta’allim, hal. 7 oleh Imam an-Nawawi)

๐Ÿ’ฆSahl bin Abdullah at-Tasturi rahimahullah mengatakan, “
.Orang-orang yang cerdas memandang tentang hakikat ikhlas ternyata mereka tidak menemukan kesimpulan kecuali hal ini;

yaitu hendaklah gerakan dan diam yang dilakukan, yang tersembunyi maupun yang tampak, semuanya dipersembahkan untuk Allah ta’ala semata.
..Tidak dicampuri apa pun; apakah itu kepentingan pribadi, hawa nafsu, maupun perkara dunia.” (lihat Adab al-’Alim wa al-Muta’allim, hal. 7-8)

๐Ÿ’ฆSufyan ats-Tsauri rahimahullah mengatakan,
“Tidaklah aku mengobati suatu penyakit yang lebih sulit daripada masalah niatku. Karena ia sering berbolak-balik.” (lihat Adab al-’Alim wa al-Muta’allim, hal. 8)

๐Ÿ’ฆAbul Qasim al-Qusyairi rahimahullah menjelaskan,
“Ikhlas adalah menunggalkan al-Haq (Allah) dalam hal niat melakukan ketaatan, yaitu dia berniat dengan ketaatannya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.

. Bukan karena ambisi-ambisi lain, semisal mencari kedudukan di hadapan manusia, mengejar pujian orang-orang, gandrung terhadap sanjungan, atau tujuan apapun selain mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.” (lihat Adab al-’Alim wa al-Muta’allim, hal. 8)

๐Ÿ’ฆRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ุฅِู†َّู…َุง ุงู„ุฃَุนْู…َุงู„ُ ุจِุงู„ู†ِّูŠَّุฉِ ، ูˆَุฅِู†َّู…َุง ู„ุงِู…ْุฑِุฆٍ ู…َุง ู†َูˆَู‰ ، ูَู…َู†ْ ูƒَุงู†َุชْ ู‡ِุฌْุฑَุชُู‡ُ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุฑَุณُูˆู„ِู‡ِ ูَู‡ِุฌْุฑَุชُู‡ُ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุฑَุณُูˆู„ِู‡ِ ، ูˆَู…َู†ْ ูƒَุงู†َุชْ ู‡ِุฌْุฑَุชُู‡ُ ุฅِู„َู‰ ุฏُู†ْูŠَุง ูŠُุตِูŠุจُู‡َุง ุฃَูˆِ ุงู…ْุฑَุฃَุฉٍ ูŠَุชَุฒَูˆَّุฌُู‡َุง ، ูَู‡ِุฌْุฑَุชُู‡ُ ุฅِู„َู‰ ู…َุง ู‡َุงุฌَุฑَ ุฅِู„َูŠْู‡ِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah pada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrah karena dunia yang ia cari-cari atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya berarti pada apa yang ia tuju (yaitu dunia dan wanita, pen)”.[3]

๐Ÿ’ฆDalam firman Allah Ta’ala,

ูƒَุงู†َ ูŠَุฑْุฌُูˆ ู„ِู‚َุงุกَ ุฑَุจِّู‡ِ ูَู„ْูŠَุนْู…َู„ْ ุนَู…َู„ًุง ุตَุงู„ِุญًุง ูˆَู„َุง ูŠُุดْุฑِูƒْ ุจِุนِุจَุงุฏَุฉِ ุฑَุจِّู‡ِ ุฃَุญَุฏًุง

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya“ ( QS. Al Kahfi:110)

๐Ÿ’ฆshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ุฅู†َّู…َุง ุงู„ุฃَุนْู…َุงู„ُ ุจِุงู„ู†ِّูŠَّุงุชِ، ูˆَุฅِู†َّู…َุง ู„ِูƒُู„ِّ ุงู…ْุฑِุฆٍ ู…َุง ู†َูˆَู‰

“Sesungguhnya amal itu tergantung dari niatnya. Dan setiap orang akan memperoleh apa yang dia niatkan.”[2]
.
.Semoga Bermanfaat Buat kita semua Sahabat..
Barakallah Fikk.

No comments